Kamis, 26 Agustus 2010

Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika dapat diartikan memanipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan cara penyisipan bagian gen. Penelitian rekayasa genetika dimulai tahun 1950-an oleh Dr. Paul Berg dari Stanford University Of California. Rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang menguntungkan, misalnya memaksa suatu bakteri untuk membentuk insulin yang mirip dengan insulin yang dihasilkan pankreas manusia . Kini penderita diabetes dapat menerima insulin yang dibuat melalui bakteri.
Unsur-unsur yang terkait dalam rekayasa genetika adalah: plasmid, transformasi dan penemuan enzim-enzim baru.

Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang dapat bereplikasi sendiri yang terdapat pada kromosom bakteri dan eukariotik uniseluler. Fungsi plasmid adalah memelihara sejumlah ciri-ciri yang stabil dari generasi ke generasi. Plasmid berfungsi sebagai vektor atau pemindah.

Penemuan enzim-enzim baru yang mampu bertindak sebagai gunting biologi. Gunting ini dapat mengenal dan kemudian memotong tempat-tempat khusus sepanjang sebuah molekul DNA. Enzim-enzim yang mampu menggunting suatu gen dari DNA ditempatkan pada tempat yang serupa dari molekul DNA dari makhluk yang berkaitan. Wadah penemuan penting lainnya adalah enzim yang disebut dengan Ligase. Enzim ini melibatkan suatu gen yang penting dari suatu DNA yang ditempatkan pada tempat serupa dalam DNA dari makhluk lain. Selama ini sudah lebih dari 200 macam enzim pembatas ditemukan. Dengan demikian tersedia berbagai macam gunting biologi untuk memotong gen-gen yang diinginkan dan mencangkokkan kedalam gen-gen baru. Para ahli genetika kini dapat membongkar sel-sel bakteri, virus, hewan-hewan dan tanaman guna diambil DNA-nya dengan enzim-enzim pembatas.

Untuk mengambil, memasukkan , memotong dan menempel DNA kedalam makhluk lain harus diikutsertakan gen pengangkut khusus yaitu vektor (transformer). Sekelompok vektor yang digunakan yaitu plasmid. Sebuah plasmid diambil dari bakteri, ikalannya dibuka dengan enzim pemotong lalu fragmen DNA baru dimasukkan, setelah itu plasmid dikembalikan kepada bakteri. Selanjutnya setiap bakteri membelah diri menjadi dua, plasmid rekombinan juga ikut membelah diri, dengan demikian DNA rekombinan terus-menerus membuat klon DNA dari dirinya.

Tidak ada komentar: